sosial media

slider

PROSES PEMBELAJARA

GURU - GURU YANG MENYENANGKAN

Di sini kami menghadirkan para Tutor atau Guru - Guru yang berkualitas dan berpengalaman dengan metode pembelajaran mengikuti kaidah dari Kurikulum 2013

AGENDA KEGIATAN

KARYA WISATA

Kegiatan ini adalah bertujuan mengenalkan anak supaya belajar mencintai, menyayangi dan mengenal wisata wisata di sekitar mereka

AGENDA KEGIATAN

PENTAS SENI SISWA

Kegiatan ini adalah bertujuan mengasah kemampuan siswa dalam hal kesenian dan kreatifitas siswa

AGENDA KEGIATAN

PEMBAGIAN RAPORT SISWA

Kegiatan ini adalan salahsatu agenda sekolah kami membuat sebuah acara Pembagian Raport anak yang bertuuan meihat hasil prestasi dan perkembangan anak.

moto sekolah

Sehat

Moto Sehat adalah membuat anak Rajin Berolahraga, Gemar Makan Makanan Sehat yang menjadikan anak Indonesia Sehat Jasmani.

Cerdas

Moto Cerdas adalah menumbuhkan anak supaya Semangat Belajar, Rajin Kesekolah untuk masa depan yang cemerlang.

Ceria

Moto Ceria adalah meumbuhkan dan membuat hati anak selalu Senang, dan anak mempunyai banyak Teman.

Berakhlak Mulia

Menanamkan dan membentuk karakter anak yang Berakhlak Mulia, mencintai Agama, Budaya, Bangsa, Negara, Teman, dan Orangtua anak.

Foto kanan

Selamat Datang

Selamat Datang

PAUD Kelompok Belajar (KOBER) Ma'arif Mutiara Bunda - Indonesia, website ini sebagai media informasi KOBER Ma'arif Mutiara Bunda kepada masyarakat Menyangkut Segala Aspek Pendidikan di KOBER Ma'arif Mutiara Bunda Sesuai Visi dan Misi Serta Program Kerja Yang Telah di Rencanakan, Kerja Sama Dan Dukungan Kami Harapkan Demi Kemajuan Pendidikan KOBER Ma'arif Mutiara Bunda

Yuk Gabung bersama kami dengan Klik Daftar Disini

PRIORITAS PENDIDIKAN

Pendidikan Karakter

Pendidikan Iman

Pendidikan Pengetahuan

Pendidikan Ketrampilan

Pendidikan Moral

Pendidikan Sosial Budaya

polio

Pengembangan Kompetensi Kelulusan

Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan Peserta Didik dari hasil pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan.

Pengembangan Kurikulum

Kurikulum anak usia dini berisi seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan seluruh potensi perkembangan yang dimilki oleh setiap anak.

Pengembangan GTK

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas). Melalui ajang Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (GTK) PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2018, Kemendikbud memberikan penghargaan atas prestasi dan dedikasi para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dan Dikmas tanah air.

Sarana dan Prasarana

peralatan bermain yang kumplit dan tidak membuat anak bosan, juga tersedia kelas kelas yang luas dan nyaman.

Pembinaan Rohani

salah satu program unggulan kami adalah meningkatkan kecintaan anak terhadap ketuhanan yang maha esa, maka dari itu kami membuat program kerohanian khusu bagi anak.

Kegiatan Ekstrakurikuler

keiatan ekstrakurikuler yang kami berika kepada anak anak adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kreatifitas anak dan mengasah berkembangan diri anak.

Update Kegiatan|Pembelajaran

Berikut ini kami sampaikan Update Kegiatan - kegiatan kami dan kumpulan sumber Pembelajaran kami :

  • Vidio Pembelajaran
  • Ayo Masuk dan belajar bersama dengan Vidio Pembelajaran yang sudah kami sediakan. !!

SYARAT ADMINISTRASI

Syarat Pendaftaran Siswa Baru
  • Mengisi Formulir Pendaftaran
  • Berusia 2-6 Tahun
  • Foto Pas 3 x 4 = 5 Lembar
  • Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
  • Fotocopy Akta lahir
Syarat Kegiatan Rohani
  • Surat Izin Orang Tua
  • Biaya kegiatan
  • Mengikuti Seluruh Rangkaian Kegiatan Rohani
Syarat Pembuatan KIP
  • Kartu Keluarga
  • Akta Kelahiran
  • Kartu Keluarga Sejahtera
  • Raport Siswa
  • Surat BSM Dari Sekolah
Syarat Pindah Masuk
  • Surat Pindah Dari Sekolah Asal
  • Surat Pernyataan Orang Tua
  • Raport, Ijazah dan Format 8355
  • Surat Mutasi dari Dapodik
Syarat Pindah Keluar
  • Surat Keterangan Di Terimah di Sekolah Tujuan
  • Surat Pernyataan Orang Tua
  • Raport, Ijazah dan Format 8355
  • Surat Mutasi dari Dapodik

Progress Kegiatan

Progres merupakan suatu gerakan maju atau gerakan kedepan atau gerakan menuju ke tingkatan yang lebih tinggi dari kondisi awal. Progres dapat di bilang sebagai gerakan kemajuan dalam suatu usaha.

Pengembangan Kompetensi Kelulusan
90%
Pengembangan Kurikulum
75%
Pengembangan GTK
85%
Sarana dan Prasarana
55%

Testimonial

KATA MEREKA

Sebagai Tutor, sungguh sangat bangga dengan berbagi ilmu pengetahuan kepada warga belajar. KOBER Ma'arif Mutiara Bunda sebagai sarana Pembelajaran yang sangat membantu untuk menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan.

Ai Iah Syamsiah, S.Pd.

Tenaga Pendidik

KOBER Ma'arif Mutiara Bunda yang berada di dusun Sukasari sangat penting keberadaanya di dusun kami, karena sangat membantu kepada para warga sekitar. Program bebas buta aksara akan sangat membantu meningkatkan taraf hidup warga masyarakat. Maju terus Ma'arif Mutiara Bunda.

Hendra, S.Ag.

Komite Sekolah

Motivasi saya belajar di KOBER Ma'arif Mutiara Bunda adalah belajar menjadi yang lebih baik lagi, mendapatkan pembelajaran yang sangat baik dari tutor, selain mendapatkan pembelajaran saya juga mendapatkan banyak ilmu seperti bersosialisasi dengan orang lain.

Ilham

Alumni Tahun 2022

Awalnya ragu karena dengan mengurus masalah legalitasnya seperti rapor dan ijazah. KOBER Ma'arif Mutiara Bunda banyak sekali membantu. Semoga KOBER Ma'arif Mutiara Bunda semakin meningkat kualitasnya. Sukses terus KOBER Ma'arif Mutiara Bunda.

Leli Lailatunnisa

Alumni Tahun 2022

JUMLAH SISWA

JUMLAH GURU

JUMLAH PEGAWAI

JUMLAH KOMITE

Info Kegiatan Sekolah

Kegiatan utama di lembaga ini adalah penyelenggaraan proses belajar dan mengajar, di ruang kelas maupun luar ruang kelas. Bentuk pelaksanaannya berupa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Pada hakikatnya kegiatan ini bertujuan untuk membantu perkembangan siswa sesuai kebutuhan, potensi, bakat dan minat siswa.

Sabtu, 20 November 2021

Cara Rasulullah Mendidik Anak Kecil yang Membangkang

Cara Rasulullah Mendidik Anak Kecil yang Membangkang

 


Dalam kitab Sunan Abî Dawud, Imam Abu Dawud Sulaiman memasukkan sebuah riwayat menarik tentang Sayyidina Anas dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut riwayatnya:

 قَالَ أَنَسٌ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ خُلُقًا فَأَرْسَلَنِي يَوْمًا لِحَاجَةٍ فَقُلْتُ وَاللَّهِ لَا أَذْهَبُ وَفِي نَفْسِي أَنْ أَذْهَبَ لِمَا أَمَرَنِي بِهِ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, قَالَ: فَخَرَجْتُ حَتَّى أَمُرَّ عَلَى صِبْيَانٍ وَهُمْ يَلْعَبُونَ فِي السُّوقِ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَابِضٌ بِقَفَايَ مِنْ وَرَائِي فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ: يَا أُنَيْسُ اذْهَبْ حَيْثُ أَمَرْتُكَ, قُلْتُ: نَعَمْ أَنَا أَذْهَبُ يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ أَنَسٌ: وَاللَّهِ لَقَدْ خَدَمْتُهُ سَبْعَ سِنِينَ أَوْ تِسْعَ سِنِينَ مَا عَلِمْتُ قَالَ لِشَيْءٍ صَنَعْتُ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا وَلَا لِشَيْءٍ تَرَكْتُ هَلَّا فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا 

Anas bin Malik berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan, aku berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan pergi (mengerjakan perintahnya).’ Padahal diriku sebenarnya ingin pergi melaksanakan apa yang diperintahkan Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam kepadaku.” 

Anas berkata: “Lalu aku keluar (rumah). Aku melewati sekumpulan anak-anak yang sedang bermain di pasar, tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang tengkukku dari belakang, aku melihat kepadanya, dan beliau sedang tertawa, kemudian berkata: “Wahai Anas, pergilah sebagaimana yang kuperintahkan padamu (tadi).” Aku menjawab: “Baik, aku akan pergi (melaksanakannya), ya Rasulullah.”  

Anas berkata: “Demi Allah, sudah tujuh atau sembilan tahun aku mengabdi kepadanya, aku tidak pernah (mendengarnya mengomentari) kesalahan yang kulakukan dalam mengerjakan sesuatu dengan berkata: “Kenapa kau melakukannya begini dan begini,” atau mengomentari (kelalaianku) melakukan sesuatu dengan berkata: “Kenapa kau tidak melakukan ini dan ini.” (Imam Abu Dawud, Sunan Abî Dawud, Beirut: al-Maktabah al-‘Ashriyyah, tt, juz 4, h. 246-247)

 ****

Sayyidina Anas bin Malik berasal dari suku Najjar, salah satu klan dari suku Khajraz di Yatsrib (Madinah). Ayahnya bernama Malik bin Nadhr meninggal sebelum memeluk Islam, kemudian ibunya, Ummu Sulaim, menikah lagi dengan Sayyidina Abu Thalhah al-Anshari, seorang sahabat nabi yang turut serta dalam Bai’at al-‘Aqabah yang kedua. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, banyak orang yang memberinya hadiah, tapi Ummu Sulaim tidak mampu mengupayakan itu. Dalam salah satu riwayat diceritakan (HR. Imam al-Turmudzi):

 قدم رسول الله المدينة وأنا ابن ثمان سنين، فأخذت أمي بيدي، فانطلقت بي إليه، فقالت: يا رسول الله, لم يبق رجل ولا امرأة من الأنصار إلا وقد أتحفك بتحفة، وإني لا أقدر على ما أتحفك به إلا ابني هذا، فخذه، فليخدمك ما بدا لك, قال: فخدمته عشر سنين، فما ضربني، ولا سبني، ولا عبس في وجهي 

“Rasulullah datang ke Madinah saat aku berusia delapan tahun, kemudian ibuku menggandeng tanganku dan membawaku pada Rasulullah, ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidak seorang laki-laki dan perempuan pun dari kaum Anshar yang datang kepadamu kecuali memberi hadiah untukmu, sedang aku tidak mampu memberimu hadiah kecuali anakku ini. Ambillah, agar ia bisa melayanimu.” Anas berkata: “Aku mengabdi pada Rasulullah sepuluh tahun lamanya, tidak pernah sekalipun beliau memukul, mencaci atau berwajam masam kepadaku.” (Imam al-Dzahabi, Siyar A’lâm al-Nubalâ’, Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 2001, juz 3, h. 399) 

Riwayat ini menunjukkan bahwa Sayyidina Anas adalah anak kecil yang memiliki dunianya sendiri, gemar bermain dan bersenang-senang. Andaipun disuruh melakukan sesuatu, tanpa segan ia mengatakan, “tidak”, meski yang menyuruhnya adalah Rasulullah. Ini bukan hal yang aneh, karena begitulah anak kecil. Yang menarik di sini adalah cara bersikap Rasulullah. Mendengar kalimat, “aku tidak akan pergi melakukannya,” beliau tidak menampakkan kemarahan, berwajah masam dan menghardiknya dengan keras, tapi meninggalkannya. Baru kemudian, ketika beliau menjumpai Sayyidina Anas di pasar, beliau memegang tungkuknya dan berkata, “Wahai Anas, pergilah sebagaimana yang kuperintahkan padamu (tadi).

” Dan Sayyidina Anas menjawab, “Baik, aku akan pergi (melaksanakannya), ya Rasulullah.” Ini menarik, karena Rasulullah tidak bertanya, “apa kau sudah melaksanakan perintahku?” Jika Rasulullah menanyakan itu, bisa jadi Sayyidina Anas bingung menjawabnya, karena ia belum melakukannya, bisa saja pertanyaan semacam itu membuatnya terpojok dan akhirnya berbohong. Karena itu, Rasulullah menggunakan pendekatan teladan yang baik dan mudah dimengerti oleh anak kecil, didukung dengan wajah beliau yang sama sekali tidak menunjukkan kemarahan, malah tertawa lepas tanpa beban. 

Hal menarik lainnya adalah jeda yang diberikan Rasulullah. Ketika perintahnya ditolak Sayyidina Anas, beliau memberinya ruang agar ia tidak merasa ditekan. Anak kecil tentunya berbeda dengan orang dewasa. Bagi anak kecil, ancaman dirasakan sebagai tekanan, karena fitrahnya memang suka bermain-main. Karena itu, selama sepuluh tahun melayaninya, Rasulullah tidak pernah sekalipun berkata kasar dan menyalahkannya. Sayyidina Anas bercerita (HR. Imam Ahmad):

 خدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَمَا كُلُّ أَمْرِي كَمَا يُحِبُّ صَاحِبِي أَنْ يَكُونَ مَا قَالَ لِي فِيهَا أُفٍّ وَلَا قَالَ لِي لِمَ فَعَلْتَ هَذَا وَأَلَّا فَعَلْتَ هَذَا 

“Aku melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sepuluh tahun. Tidak semua pekerjaanku sesuai dengan perintah beliau, (tapi) beliau tidak pernah berkata kepadaku (karena ketidak-becusanku) “ah/dasar”, dan tidak pernah (juga) berkata padaku, “kenapa kau lakukan ini?” dan “kenapa tidak kau lakukan (seperti) ini?” 

Artinya, Rasulullah sedang mendidik Sayyidina Anas dengan keteladanan, sehingga kesan yang ditangkap olehnya adalah kelembutan pekerti dan kemuliaan akhlak. Sikap Rasulullah inilah yang menumbuhkan rasa tidak enak hati secara alami dalam perasaan Sayyidina Anas. Karena selama bertahun-tahun bersama Rasulullah, ia tidak pernah merasa dipertentangkan dengan keadaan yang membuatnya berbohong, dan dibandingkan dengan anak kecil lainnya hingga menimbulkan perasaan kurang dihargai. Sikap Rasulullah ini menunjukkan bahwa dunia anak-anak adalah dunia yang tidak bisa dipandang secara menyeluruh dengan perspektif orang dewasa.  

Karena itu, Rasulullah memperlakukan Sayyidina Anas sebagai anak kecil, bukan sebagai orang dewasa, sehingga apapun kesalahan yang dilakukannya, ia tidak menyalahkannya, tapi memberinya contoh yang benar. Nasihat dan kata-kata memang berarti, tapi bagi anak-anak, contoh keteladanan jauh lebih terasa artinya. Ini bisa dilihat dari sekian banyak riwayat yang menceritakan bagaimana Rasulullah bergaul dengan anak kecil, baik cucunya sendiri, maupun orang lain, termasuk Sayyidina Anas. 

Pada akhirnya, Sayyidina Anas bin Malik menjadi maha guru. Ia meriwayatkan ribuan hadits, memiliki banyak murid, dan menjadi penjaga ilmu. Menurut satu pendapat, ia meriwayatkan sekitar 2.286 hadits, dengan murid yang sangat banyak. Ia memiliki banyak anak dan umur yang panjang, sebagaimana doa Rasulullah untuknya, saat ibunya meminta Rasulullah mendoakannya, “allahumma aktsir mâlahu wa waladahu wa athil ‘umrahu waghfir dzanbahu—Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya, dan ampunilah dosanya.” (Imam Ibnu al-Jauziy, Shifat al-Shafwah, Kairo: Darul Hadits, 2000, juz 1, h. 278) 

Sayyidina Anas bin Malik wafat di usia yang sangat tua karena penyakit kusta. Mengenai di usia berapa ia meninggal, para ulama berbeda pendapat. Abu Ubaid, Qatadah, Hamid dan al-Haitsam bin ‘Adi berpendapat Anas meninggal di usia 91 tahun; al-Waqidi berpendapat di usia 92 tahun; Ibnu ‘Aliyah, Sa’id bin ‘Amir, dan Abu Nu’aim berpendapat di usia 93 tahun; pendapat lainnya mengatakan di usia 103 atau 107 tahun (Imam al-Dzahabi, Siyar A’lâm al-Nubalâ’, 2001, juz 3, h. 406-407). 

Intinya, kita harus memperlakukan anak kecil sebagai anak kecil. Jangan paksakan padangan orang dewasa kepada mereka. Karena standar kebenaran anak kecil, belum semapan orang dewasa. Kebenaran bagi mereka masih berganti-ganti, sesuai selera kesenangan mereka. Di samping itu, kita juga harus mengedepankan keteladanan dalam bergaul dengan mereka. Nasihat dan penjelasan tetap harus dilakukan, tapi keteladanan tak bisa ditinggalkan. Bukankah demikian seharusnya? Wallahu a’lam bish shawwab. 

Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen.

Mendidik Anak Secara Islami

Mendidik Anak Secara Islami


 H. SUWENDI

 اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِى خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ وَالَّذِى جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةًوَّسُرُوْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحـْدَهُ لاَشـَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعََبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاَفَْضلِ اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَاِبه اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَـٰفاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً 

Hadirin jama’ah jum’ah yang  berbahagia Pada ayat di atas Allah menegaskan agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah, baik secara fisik disebabkan kurang gizi dan kurang perawatan kesehatan, lemah mental berupa kurang pendidikan agama, lemah keterampilan sehingga kurang dapat memberdayakan dirinya dan tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonominya, maupun kelemahan lainnya. <>

 Sebagaimana dimaklumi pendidikan anak agar potensi baiknya tumbuh dan berkembang merupakan sesuatu yang penting. Syekh Nawawi Banten dalam Tanqih Al-Qaul menjelaskan tentang keutamaan pendidikan anak dalam bab ke-31. Dalam kitab ini disebutkan beberapa keutamaan mendidik anak. Pertama, pendidikan akhlak bagi anak sehingga anak tersebut memiliki akhlak yang mulia merupakan pemberian orang tua yang paling utama. Mendidik anak dengan memperhatikan, menegur, mengancam, dan memukulnya bila diperlukan agar anak berakhlak baik merupakan sesuatu yang utama dan dipandang sebagai pemberian orang tua yang paling utama dibandingkan dengan pemberian yang lainnya. Karena akhlak mulia dapat mengantarkan seorang hamba menjadi raja.

 Barangkali kita bertanya-tanya, sedemikian pentingnyakah akhlak dalam kehidupan seseorang? Seorang penyair menyatakan bahwa keberadaan suatu bangsa adalah bila akhlaknya tegak. Bila akhlaknya rusak, maka bangsa tersebut akan binasa. Jepang maju dalam bidang teknologi dan ekonomi adalah karena akhlak mereka yang mengagumkan. Mereka sabar dan disiplin dalam menggali dan mengembangkan ilmu. Dimana-mana orang Jepang berusaha menambah ilmu dan informasi dengan membaca. 

Sekarang mari kita pikirkan dapatkah suatu bangsa meraih kejayaannya jika orang-orang di dalamnya memiliki akhlak yang rusak? Dapatkan suatu bangsa akan maju bila anak-anak yang ada di dalamnya tidak menghormati orang tua dan gurunya? Sebaliknya bagaimana bila orang tua dan guru pun tidak menyayangi dan memperhatikan anak kandung dan anak didiknya? Dapatkah suatu bangsa akan maju, bila anggota masyarakatnya tidak memiliki akhlak berupa syukur kepada Allah dengan ibadah dan ketaatan? Apa yang akan terjadi bila orang-orang mempunyai sifat malas dan tidak mau ber-mujahadah (berjuang keras) untuk memperbaiki diri, keluarga, masyarakat, lingkungan sekitar dan negaranya?

 Betapa baiknya orang tua yang dapat memfasilitasi anaknya dengan hand phone, uang yang cukup, kendaraan, rumah dan sebagainya. Namun, seandainya orang tua tidak mendidik akhlaknya, maka pemberian tersebut menjadi tidak ada nilainya. Seorang anak yang rusak akhlaknya itu menghabiskan biaya yang sangat mahal. Seorang anak yang berakhlak buruk  dapat mengambil harta orang tuanya tanpa ijin, menjual TV, radio, dan apa saja yang ada di rumah dan bahkan dapat memaksa orang tua untuk memenuhi keinginannya. Betapa hancur hati orang tua yang diancam dengan dikalungi clurit oleh anak kandungnya sendiri. 

Anak yang bermasalah akan menjadi beban bagi orang tuanya. Seorang anak yang  berakhlak buruk dapat membuat orang tuanya yang kaya jatuh menjadi miskin, sakit-sakitan dan menderita secara fisik dan mental.  Anak yang bermasalah bahkan dapat mengganggu kenyamanan lingkungan sekitarnya, membuat keonaran dan menjadi biang masalah yang ada. Na’udzu billahi min dzalik. Beruntunglah orang tua yang diberi rezki berupa anak, lalu dididik akhlak dan ilmu pengetahuan, sehingga  anak tersebut akan memberikan syafa’at kepada orang tuanya. Sebaliknya, sungguh rugi orang tua yang menelantarkan anaknya bodoh dan berakhlak buruk, karena segala dosa yang dilakukan anak tersebut akan ditimpakan juga kepada orang tuanya yang masa bodoh pada pendidikan anaknya. Sekolah-sekolah berasrama kini berlomba menawarkan character building (pembangunan karakter atau akhlak mulia dan unggul) kepada masyarakat, di samping mutu pendidikan, mengingat betapa pentingnya masalah akhlak. 

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah 

Kedua, mendidik anak pahalanya lebih besar daripada pahala sedekah satu sha’ (sekitar satu liter) setiap hari. Syekh Nawawi mengutip perkataan Imam Al-Manawi yang menyebutkan, bila anak dididik, maka akhlaknya yang mulia dan ibadahnya yang benar akan menjadi sedekah jariyah bagi orang tuanya, sedangkan sedekah satu sha’ pahalanya terputus bila tidak lagi dilakukan. Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya akan terus mengalir kepada pelakunya, bahkan sekalipun pelakunya sudah meninggal dunia. Orang tua yang bekerja keras mendidik anaknya, sehingga anaknya menjadi anak yang shalih, maka anak tersebut kedudukannya seperti sedekah jariyah bagi orang tuanya. Doa anak shalih terus mengalir kebaikannya untuk orang tuanya, sekalipun orang tuanya tersebut sudah terbujur di dalam kubur. 

Mendidik anak bukan hanya menambahkan pengetahuan kepada anak, namun juga mengarahkannya agar memiliki akhlak yang baik. Adab, menurut Al-‘Alqimi, sebagaimana dikutip oleh penyusun kitab Tanqihul Qaul ialah berkata dan berbuat yang terpuji. Pendapat lain menyatakan akhlak ialah menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menghormati orang yang lebih banyak ilmunya dan mengasihi orang yang kurang ilmunya. Ketiga, menyayangi anak dapat mengantarkan seseorang untuk masuk ke dalam Dar Al-Farh (tempat kebahagiaan) yang berada di dalam surga. Tidak semua penghuni surga dapat masuk ke dalam Dar Al-Farh. Tempat tersebut khusus untuk orang tua yang membahagiakan anaknya, baik anak lelaki maupun perempuan. 

Berbagilah kebahagiaan dengan anak-anak. Bermain, tersenyum dan tertawalah bersama anak-anak. Saat pergi jauh, baik karena pekerjaan maupun silaturahim, maka bawalah oleh-oleh yang dapat membahagiakan hati anak-anak kita. Bawalah buah-buahan, makanan, pakaian, atau mainan yang disukai yang dapat membuatnya bersuka cita. Syukuri karunia anak. Syekh Nawawi menulis bahwa memandang anak-anak dengan syukur seperti memandang wajah Nabi. Apakah karena sayang, maka kita tidak boleh memarahi dan memukul anak? Ada kasus seorang ibu kebingungan dan marah besar, karena anaknya yang masih kelas 3 SD belum pulang ke rumah padahal sudah pukul 10 malam. Anaknya tidak memberi tahu kemana akan pergi. Begitu pulang ibu tersebut menangis dan memukuli anaknya dengan sapu lidi. Setelah ditanya, anaknya menjawab dari tempat internet bersama teman-temannya. Hukuman tidak berhenti pada pukulan saja. Anaknya juga dikurung, dimasukkan ke dalam kamar dan dikunci dari luar. Apakah ibu tersebut telah menggunakan cara yang benar dan tepat dalam mendidik anaknya? Dalam mendidik anak perlu keseimbangan antara sikap lemah lembut dan tegas agar anak dapat diarahkan menjadi anak yang berakhlak dan berbakti. Memukul anak memang termasuk bagian dari mendidik anak. Syekh Nawawi juga menuliskan bahwa usia 6 tahun anak dididik tata krama, usia 9 tahun dipisahkan tempat tidurnya, dan usia 13 tahun dipukul bila tidak mengerjakan shalat fardu. Akan tetapi, kalaupun memukul terpaksa dilakukan kepada anak hendaknya dengan cara yang benar. Misalkan jangan memukul anak di depan umum, karena akan menjatuhkan harga dirinya. Jangan memukul anak pada wajah, karena merupakan anggota tubuh yang paling mulia bagi manusia. Wajahlah yang paling mudah dikenali dari seseorang. Cedera pada wajah merupakan aib besar. Juga jangan memukul yang menyakiti atau melukai. Pukullah dalam rangka mendidik dan dilakukan tanpa disertai kemarahan, namun betul-betul karena sayang. Bila memungkinkan, lebih baik hindarilah menghukum dengan pukulan. DR. Nashir Umar bercerita di dalam bukunya Silsilatu Al-Buyut Al-Muthmainnah (diterjemahkan oleh penerbit: Mendung Di Langit Rumah): ”Beberapa hari yang lalu, saya berbincang-bincang dengan seorang pemuda yang salih. Saya bertanya kepadanya tentang bagaimana cara orang tuanya mendidiknya. Pemuda itu begitu bangga terhadap ayahnya. Ayahnya belum pernah memukulinya, kecuali pukulan yang sangat tidak layak disebut pukulan.”  Gunakan kasih sayang dalam mendidik anak. Perhatikan ucapan Nabi Nuh kepada anaknya yang durhaka:

 يَٰبُنَىَّ ٱرْكَبَ مَّعَنَا وَلاَ تَكُن مَّعَ ٱلْكَـٰفِرِينَ 

Artinya: ”Hai Anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Hud: 42). 

Perhatikan sekali lagi! Nuh berkata kepada anaknya yang kafir: ”Wahai Anakku.” Ia menggunakan kata-kata yang lembut penuh kasih sayang. Nuh tidak menggunakan kata-kata kasar seperti: ”Hai Anak nakal! Anak durhaka! atau anak kafir.” Hal yang tidak kalah penting dalam mendidik anak ialah keteladanan. Berhasilkah orang tua yang melarang anaknya merokok, padahal dirinya merokok? Berhasilkah orang tua menyuruh anaknya shalat berjama’ah, padahal dirinya selalu shalat di rumah? Berhasilkah orang tua yang menyuruh anaknya rajin belajar, padahal dirinya tidak pernah membaca buku di hadapan anak-anaknya? Berhasilkah orang tua yang menginginkan anak-anaknya menghormatinya sementara ia sendiri tidak menghormati ayah dan ibunya? Ibda binafsika (mulai dari dirimu sendiri). Pepatah Arab mengatakan:

 لِسَانُ الْحَالِ أَفْصَحُ مِنْ لِسَانِ الْمَقَالِ 

Artinya: “Contoh perbuatan lebih efektif (lebih berpengaruh) daripada perkataan”. 

Kalau ingin anak belajar shalat shubuh berjama’ah, maka bangun dan ajaklah ia ke masjid atau mushala. Buktikan bahwa kita sebagai orang tua bukan hanya mampu menyuruh, namun juga memberikan teladan. Kalau ingin anak rajin membaca Al-Qur’an, maka berikanlah contoh kepadanya bahwa kita rajin membaca Al-Qur’an dan ajaklah ia agar juga rajin membacanya. Untuk mengajarkan pentingnya silaturahim, maka ajaklah anak-anak bersilaturahim kepada orang tua, saudara, guru, murid, teman, maupun lainnya. Syekh Nawawi Banten dalam menjelaskan bab mendidik anak ini masih kurang lengkap. Beliau belum mengungkapkan kiat-kiat mendidik anak secara rinci. Akan tetapi, apa yang dipaparkannya tentu saja sangat berharga, karena memberikan prinsip dan motivasi yang bersifat umum agar kita mendidik anak dengan benar. Perkembangan jaman sebenarnya menuntut para kyai maupun ustadz untuk memberikan karya baru di bidang pendidikan anak, atau memberikan syarah baru yang lebih memadai terhadap bab ini berdasarkan permasalahan yang berkembang pada saat sekarang. Kitab yang berjudul Kaifa Nurabbi Abna`aka Hadza Al-Zaman (Bagaimana Kita Mendidik Anak-anak Pada Masa Sekarang) yang diterjemahkan bebas oleh Penerbit Pustaka Rahmat Bandung menjadi Ibu, Bimbing Aku Menjadi Anak Sholeh termasuk buku yang menarik. Karena buku tersebut merupakan pengalaman penulisnya sendiri dalam mendidik anak selama 20 tahun dan di dalamnya juga dilengkapi dengan pengalaman pendidik dan orang lain.  Di buku tersebut misalkan dijelaskan hubungan antara perilaku orang tua dan jiwa anak sebagai berikut: 

a.    Orang tua yang over protektif, selalu ikut campur menyebabkan pribadi anak menjadi lemah, karena semuanya dikendalikan oleh orang tua. Anak tidak diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri. 

b.    Orang tua yang memanjakan dan selalu menuruti keinginan anak, maka dapat membuat anak menjadi lepas kontrol. Anak biasa dimanja sehingga tanpa batas dan semau sendiri. 

c.    Kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan orang tua membuat anak menjadi pribadi yang penakut dan ragu. Di antara bentuk kekerasan fisik ialah pukulan, tendangan, dan siksaan fisik lainnya. Adapun kekerasan psikis (kejiwaan) seperti orang tua yang berteriak-teriak marah kepada anaknya. Disebutkan, terdapat bukti-bukti kuat ada hubungan kepribadian antara anak yang suka membuat onar dengan ibunya yang sering berteriak ketika marah. 

d.    Orang tua yang mempunyai banyak anak dan bersifat pilih kasih kepada anak-anaknya, maka menumbuhkan rasa cemburu, benci dan dendam bagi sebagian anak. Hadirin yang berbahagia Mengingat betapa pentingnya pendidikan anak, maka kita hendaknya serius dalam mendidik anak-anak. Janganlah menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada lembaga pendidikan semata. Peran orang tua tetap dibutuhkan untuk melahirkan anak-anak shalih yang otaknya cerdas, hatinya lurus, dan mempunyai keterampilan yang memadai. Para kyai dan ustadz di pesantren juga diharapkan dapat memikirkan untuk melahirkan karya baru berupa kitab kuning tentang pendidikan anak (tarbiyat al-aulad), yang dapat dijadikan rujukan oleh para santri di berbagai pesantren. 

Departemen Agama diharapkan menambah satu lomba keagamaan, yaitu lomba menulis kitab kuning dengan tema yang dibutuhkan. Karya yang memenangkan lomba tersebut dievaluasi, diperbaiki seperlunya, dicetak, dan disebarluaskan ke seluruh pesantren yang ada di nusantara. Demikian uraian khutbah ini, semoga bermanfaat. Amin..

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Bu, Begini Cara Mengajar Anak PAUD yang Seru dan Bermanfaat

Bu, Begini Cara Mengajar Anak PAUD yang Seru dan Bermanfaat

Bu, Begini Cara Mengajar Anak PAUD yang Seru dan Bermanfaat


 Bu, apakah anak Ibu mudah bosan saat belajar? Anak-anak memang memiliki pola pikir yang unik, Bu. Untuk mempelajari sesuatu, mereka memiliki cara sendiri yang berbeda dari orang dewasa. Jika Ibu menerapkan pola belajar yang tidak menyenangkan, maka mereka akan cepat bosan. Oleh karena itu, saat memasuki usia Taman Kanak-kanak (TK) anak harus diajari dengan cara khusus. Tidak hanya gurunya, Ibu sebagai orang tua yang mengajari anak di rumah pun juga harus tahu bagaimana cara mengajari pelajaran  anak TK yang menyenangkan. Langsung saja simak informasi selengkapnya di bawah ini, Bu:

Gunakan Kata-kata Sederhana

Di usianya ini anak masih belum memahami semua kata. Untuk itu, dalam berkomunikasi dengan mereka haruslah memakai kata-kata yang sederhana agar ia lebih mudah memahami maksud yang Ibu ingin sampaikan. Berikan arahan, perintah, atau kalimat dengan kata-kata yang mudah dipahami anak secara perlahan.

Jangan berbicara terlalu cepat, karena bisa membuatnya bingung. Bila penyampaiannya tepat, maka cara ini dapat menambah kosakata yang ia miliki dan berdampak dalam mengembangkan kemampuan komunikasi anak.

Membebaskan Waktu Bermainnya

Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Meski sudah masuk usia sekolah, tapi Ibu tetap harus memberikannya waktu untuk bermain lebih banyak. Setelah ia selesai mempelajari pelajaran anak TK, berikan ia waktu bebas untuk bermain hal yang ia sukai.

Bermain bagi anak dapat bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas, mengekspresikan minat dan bakat, dan melatih kemampuannya. Di sini Ibu bisa mengenali minat dan bakat buah hati. Jika ia lebih tertarik untuk melakukan satu jenis kegiatan, bisa jadi itu merupakan bakat terpendam yang ia miliki. Ibu pun hanya perlu membimbing dan mengarahkan anak supaya bakatnya lebih terasah dan membawa anak meraih kesuksesan.

Sambil Bernyanyi

Anak-anak sangat suka mendengar musik dan bernyanyi. Ibu bisa memanfaatkannya untuk menyampaikan pelajaran anak TK. Dengan bernyanyi, suasana belajar jadi lebih menyenangkan dan anak pun lebih mudah dalam menyerap ilmu yang Ibu berikan. Gunakan lagu yang sudah dihapal oleh anak untuk mengajari ia berbagai hal, seperti nama hewan, nama hari, nama bulan, angka, abjad, dan lain sebagainya.

Belajar dengan Cara Seru

Proses belajar bagi anak TK masih sangat baru, Bu, sehingga tidak boleh terlalu serius. Pelajaran anak TK pun masih bersifat dasar dan harus diberikan dengan cara yang seru agar si anak tertarik. Untuk anak di usia ini, hal-hal yang dipelajari antara lain berupa mengenal nama, menggambar, menulis, mewarnai, melipat kertas, dan sejenisnya.

Ajarkan dengan perlahan, sabar, dan berikan contoh terlebih dulu untuk menarik perhatiannya. Jika ia sudah tertarik, maka ia pasti ingin melakukannya juga. Selain itu, gunakan aneka warna dan bentuk sebagai media belajar anak, karena anak menyukainya.

Baca juga: Mengenal PAUD Berkualitas, ini 4 Elemen yang Harus Dipenuhi

Belajar di Luar Ruangan

Siapa bilang belajar hanya bisa di dalam ruangan saja? Belajar juga bisa dilakukan di luar ruangan lho, Bu. Apalagi anak-anak, mereka sangat suka berada di tempat terbuka. Pelajaran anak TK yang disampaikan di luar ruangan bisa memberikan suasana baru agar anak tidak cepat bosan, karena terkadang berada di ruangan tertutup bisa menjadi sangat membosankan.

Pindahkan kelas ke sebuah taman yang rindang dan ramah anak untuk mengenalkan anak secara langsung kepada lingkungan sekitarnya. Bisa juga dengan mengunjungi kebun binatang, museum, atau wisata edukasi yang kini mulai banyak tersedia. Dengan begitu anak-anak bisa melihat langsung hewan, tanaman, benda, dan lainnya. Belajar sambil melihat langsung tentunya lebih menarik, bukan? Anak pun juga lebih gembira dan mudah dalam menghapalnya.

Buat Permainan

Pelajaran anak TK bisa disampaikan sambil bermain permainan yang edukatif. Metode ini akan membuat proses belajar jadi lebih seru dan tidak membosankan. Misalnya saja saat memperkenalkan aneka hewan, Ibu bisa bermain tebak suara hewan. Minta ia untuk menebak suara hewan apa yang Ibu keluarkan. Pasti anak akan merasa senang dan dapat lebih mudah menyerap ilmu yang Ibu sampaikan.

Melatih Kepercayaan Diri Anak

Anak yang pemalu bisa disiasati dengan dilatih kepercayaan dirinya sejak dini. Salah satu cara mudah untuk melatih kepercayaan diri anak dengan mengajaknya ikut membantu pekerjaan rumah, seperti menyapu, menyirami tanaman, atau membereskan barang. Percaya atau tidak, cara ini sangat efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri anak untuk melakukan sesuatu, Bu.

Sangatlah wajar bila ia masih belum bisa melakukannya dengan baik. Namun kesempatan yang Ibu berikan kepadanya untuk berani bertindak inilah yang dapat mempengaruhi tingkat percaya dirinya saat ia tumbuh besar nanti.

Beri Hadiah

Setiap anak pasti suka diberi hadiah, sekecil apapun itu. Berikan hadiah setiap ia berhasil menyelesaikan kegiatan belajarnya dengan baik. Hadiah tidak harus berupa benda ya, Bu, tapi bisa berupa stiker atau poin yang dikumpulkan dalam sebuah tabel. Jika sudah penuh, Ibu bisa menjanjikannya untuk bermain di taman bermain, mengunjungi kebun binatang, ke pantai, atau bermain air di waterboom.

Baca juga: Kebiasaan Ini Bantu Anak Bersosialisasi

Pastikan Ibu mengajari pelajaran anak TK di atas, ya. Perlu Ibu ingat bahwa di usia ini anak masih dalam tahap berkembang, sehingga membutuhkan proses yang  bertahap dan terus-menerus. Tentunya setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda. Jadi jika buah hati tidak sepintar anak lainnya, jangan pernah untuk membandingkannya, karena dapat membuatnya tidak percaya diri. Ibu hanya perlu mengajarinya secara rutin, dan percayalah perlahan ia pasti bisa menyusul teman-temannya.

Untuk mendukung anak belajar, berikan susu Frisian Flag 456 PRIMANUTRI ya, Bu. Susu ini mengandung nutrisi lengkap yang bisa mendukung kecerdasan otak anak. Di dalam susu terkandung nutrisi berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral serta omega 3 dan 6, selenium, serat pangan inulin, zinc, kalsium, dan zat besi.

Mengenal PAUD Berkualitas, ini 4 Elemen yang Harus Dipenuhi

Mengenal PAUD Berkualitas, ini 4 Elemen yang Harus Dipenuhi

 Mengenal PAUD Berkualitas, ini 4 Elemen yang Harus Dipenuhi


Ciamis- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemdikbud menegaskan bahwa PAUD yang berkualitas ditentukan oleh kualitas layanan bukan kondisi sarana prasarana dan kelengkapan fasilitasnya. Untuk itu, perlu diperhatikan elemen lain yang ada di dalamnya.
Pernyataan ini disampaikan Direktorat PAUD lewat Instagram resminya. Pihaknya juga menyampaikan bahwa penyediaan layanan dalam menunjang proses pembelajaran anak memerlukan dukungan dari pihak lain seperti pemerintah daerah.

"Sarana prasarana hanyalah pendukung dalam memastikan lingkungan belajar di satuan PAUD aman dan nyaman bagi anak peserta didik," tulis akun @paudpedia seperti dikutip pada Minggu (23/5/2021).


Dilansir dari akun resmi Direktorat PAUD Kemdikbud, terdapat empat elemen dari PAUD berkualitas. Sebagai berikut:


1. Memiliki kualitas proses pembelajaran yang baik

PAUD yang berkualitas tercipta dari proses pembelajaran yang baik. Adapun sarana prasarana hanya pendukung terjadinya proses pembelajaran yang aman dan nyaman bagi peserta didik.

2. Bermitra dengan orang tua


Direktorat PAUD Kemdikbud juga menyebut, mitra dengan orang tua menjadi salah satu elemen yang dapat menciptakan PAUD yang berkualitas.

3. Memiliki tata kelola yang baik


PAUD berkualitas setidaknya memiliki tata kelola yang baik seperti kelengkapan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan perencanaan yang baik. Dapodik merupakan sistem pendataan secara nasional yang dijalankan secara terpadu.

4. Memantau dan mendukung terpenuhinya kebutuhan esensial anak


Terakhir, kebutuhan esensial anak yang dimaksudkan meliputi pemenuhan kesehatan dan gizi, pembinaan moral-emosional dan pengasuhan, serta perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan.

Layanan PAUD berkualitas turut mendukung terwujudnya layanan PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) di komunitasnya. PAUD HI adalah penanganan anak usia dini secara menyeluruh.

Kebiasaan Ini Bantu Anak Bersosialisasi

Kebiasaan Ini Bantu Anak Bersosialisasi

 Kebiasaan Ini Bantu Anak Bersosialisasi

Hallo Bunda, Siapa yang tidak ingin punya anak sehat, percaya diri, dan supel? Salah satu cara mendidik anak adalah dengan memberi contoh. Membangun rasa percaya diri anak pun dapat Bunda tanamkan dengan memberi contoh. Cara Bunda berinteraksi dengan anak, atau dengan orang lain, dapat ditiru buah hati. Karena itu, pastikan Bunda selalu memberi contoh interaksi yang baik dalam bersosialisasi.

Cara Mendidik Anak Bersosialisasi

Cara Bunda berinteraksi dengan anak, atau dengan orang lain, dapat ditiru buah hati. Karena itu, pastikan Bunda selalu memberi contoh interaksi yang baik dalam bersosialisasi.

1. Beri Contoh Positif

Beberapa anak punya insting atau bakat bersosialisasi yang baik. Mereka tidak akan ragu memulai percakapan dengan anak atau orang lain dan mudah bergaul. Ada pula anak yang lebih cenderung pemalu saat bertemu orang baru. Bagaimana pun, berikan beberapa contoh interaksi positif kepada buah hati.

Bunda bisa mengajarkan kalimat-kalimat pembuka percakapan yang mudah kepada buah hati. Misalnya, “Halo, nama saya Bulan. Kamu siapa?” atau “Halo, mau main?”. Saat mengucapkan kalimat ini, gunakan intonasi positif dan ajarkan pula bagaimana bereaksi terhadap kemungkinan jawaban yang diberikan.

2. Dukung Pertemanan Anak

Menjalin persahabatan adalah sarana yang tepat untuk mengembangkan keahlian sosialisasi anak. Jangan khawatir jika buah hati tidak punya banyak teman, sepanjang ia masih punya beberapa teman dekat di sekitarnya.

Bunda bisa membantu menunjukkan dukungan dengan cara menanyakan kepada buah hati tentang temannya. Dorong dan pupuk pertemanan buah hati supaya ia semakin leluasa dan percaya diri berada dalam lingkungan sosial. Pada akhirnya, buah hati akan semakin membuka diri terhadap pertemanan lain.

3. Persiapkan Anak

Cara mendidik anak dalam hal bersosialisasi juga membutuhkan persiapan anak, terutama untuk skenario atau situasi tertentu. Misalnya, jika anak akan berangkat ke pesta ulang tahun teman atau area bermain, berikan beberapa tips kepada anak. Ajarkan cara mengucapkan selamat ulang tahun, atau cara mendekati teman untuk mengajak bermain. Dengan demikian, anak tidak akan merasa grogi karena tidak tahu bagaimana harus bersikap dalam situasi tertentu.

4. Beri Kesempatan Bersosialisasi

Bantu anak bersosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk bergaul dengan anak lain. Bunda boleh berpartisipasi dalam komunitas orang tua dari teman sekelas anak. Namun, Bunda haru bisa membatasi diri dan tidak terlalu mengontrol dalam pertemanan buah hati.

Orang tua tidak disarankan langsung menengahi anak secara langsung saat bermain dengan temannya. Sebaiknya supervisi dilakukan dari jarak jauh dan ajak anak berdiskusi tentang sesi bermainnya tanpa mengkritik.

Setiap kesempatan sosialisasi yang Bunda ciptakan menjadi ajang pelatihan keahlian sosial yang baik bagi buah hati. Perhatikan gerak gerik anak sambil mempelajari cara untuk semakin memantapkan kemampuan bergaul mereka.

5. Jadi Panutan yang Baik

Salah satu cara mendidik anak terbaik dalam bergaul adalah menjadi panutan yang bisa diandalkan. Orang tua juga harus mampu menunjukkan kemampuan menjalin hubungan persahabatan, baik dari yang sederhana seperti bertegur sapa, berinteraksi, dan beradaptasi dengan lingkungan sesama orang dewasa. Ajak anak untuk juga turut menyapa, memberi salam, dan mengucapkan kata perpisahan dengan sopan.

6. Cari Bantuan Profesional

Tipe anak pemalu biasanya perlu bantuan Bunda untuk bergaul. Bagi beberapa anak, masalah ini biasanya akan perlahan menghilang sambil bertambah usianya. Namun, bagi beberapa anak, ketidakmampuan bersosialisasi bisa merupakan pertanda masalah lebih serius.

Jika anak memiliki masalah sosialisasi yang cukup mencemaskan Bunda, tidak ada salahnya jika berkonsultasi kepada dokter anak.

FORMULIR PENDAFTARAN PPDB ONLINE TAHUN PELAJARAN 2022/2023

FORMULIR PENDAFTARAN PPDB ONLINE TAHUN PELAJARAN 2022/2023

TATA CATA PENDAFTARAN PPDB ONLINE 
KOBER MA'ARIF MUTIARA BUNDA 
TAHUN 2022/2023

    1. KLIK GAMBAR " Daftar Sekarang" DI BAWAH INI UNTUK DAFTAR


    2. LALU ISI FORMULIR PENDAFTARAN ONLINE
    3. TUNGGU INFORMASI PENDAFTARAN LEWAT EMAIL



Guru yang mengajar

TENAGA PENDIDIK

Aam Masbihin, S.Ag.

Kepala Sekolah

"Setiap orang memiliki hak, tanggung jawab, dan kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin." - Aam Masbihin, S.Ag.

Hendra, S.Ag.

Wakil Kepala Sekolah

"Guru itu bukan buruh, guru adalah ujung tombak pendidikan bangsa. Hargai gurumu, jayalah generasi bangsamu."

Ai Iah Syamsiah, S.Pd.

Guru Kelas A

Seorang guru mempengaruhi keabadian; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." - Ai Iah Syamsiah, S.Pd.

Sopi Nurpadilah S.Pd.

Guru Kelas A

Seorang guru mempengaruhi keabadian; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." - Sopi Nurpadilah S.Pd.

Yuliani, S.Pd.

Guru Kelas B

"Pendidikan yang berkarakter akan menciptakan banyak intelektual terpelajar bukan intelektual kurang ajar."

Linda Safitri, S.Pd.

Guru Kelas B

""Pendidikan bukan hanya menjadikan manusia pintar dan cerdas, tapi upaya memanusiakan manusia."

Endang Karmudin

Ketua Komite Seklolah

"Membuat sebuah tindakan yang positif, kita harus mengembangkan sebuah pandangan positif." – Endang S.

Ky. Abdul Kholid

Komite Sekolah

"Jika Anda berpikir positif, Anda menarik hal positif masuk ke hidup Anda. Begitu juga sebaliknya." – Ky.Abdul Kholid.

Aas Aisyah

Komite Sekolah

"Pendidikan memang tidak menjamin sukses, tapi tanpa pendidikan kehidupan ini menjadi lebih sulit."

Peta Lokasi dan Kontak

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

JAM OPERASIONAL SEKOLAH

Tedbree Logo
Operator Sekolah Silakan bertanya kepada kami. Kami siap membantu Anda
Halo, Ada yang bisa kami bantu? ...
Kirim